Contoh Laporan Perjalan Wisata Ke Goa Gajah

Contoh Laporan Perjalan Wisata Ke Goa Gajah

Posted by Ariesi on July 31, 2016 in Tugas Sekolah,

**Buat kalian yang akhir-akhir ini di pusingkan oleh tugas, terutama bahasa indonesia tentang laporan. Nih aku kasih contoh laporan perjalanan yg singkat gk perlu bertele-tele dan mungkin akan hemat kertas wkwk. Tugas kalian setelah ini hanya membuat sampul/cover buat tugas kalian sesuai selera aja. Gampang kan? semoga membantu :)                 

                                      
                                       Kata Pengantar

Puji  dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi karena berkat rahmat dan karuniaNya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan ke Goa Lawah yang dilaksanakan pada Hari Senin, 25 Juni 2016.   
           Dalam laporan ini kami akan menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan serta tempat yang menjadi tujuan.

Lewat laporan ini juga kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak/ Ibu Guru yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan perjalanan wisata ini, serta kepada orangtua kami yang telah mengizinkan kami untuk melakukan perjalanan wisata ini,  sehingga kegiatan perjalanan wisata ini dapat berjalan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan dari pembaca demi menyempurnakan laporan ini.

Harapan kami semoga penyusunan laporan ini diterima dan dimengerti serta bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca.

Gianyar, 29 Juli 2016

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………...………. 1

Daftar Isi………………………………….………………………………………...………. 2

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………........ 3

B. Tujuan Laporan perjalanan…………………………………………………………....3

C. Manfaat Laporan Perjalanan ………………………………………………………….3

BAB II. Pelaksanaan Kegiatan

A. Waktu…………………………………………………………………………………….4

B. Obyek…………………………………………………………………………………….4

C. Biaya……………………………………………………………………………………..4

D. Perjalanan dan Hasil Kegiatan……………………………………………………….

BAB III. Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….8

3.2 Saran……………………………………………………………………………………8

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH 

    
    Desa Bedulu  adalah kota yang kaya akan tempat wisata. Di desa ini banyak terdapat berbagai tempat wisata,baik tempat wisata ilmu pengetahuan,wisata rekreasi,dan wisata belanja. Kami mengunjungi salah satu tempat yang memiliki sejarah tempat yang sangat unik yaitu Goa Gajah. Kami melakukan perjalanan wisata ini dalam rangka mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

Kunjungan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016. Selain itu,kegiatan kunjungan wisata ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman terhadap segala kemajuan ilmu pengetahuan dan arena rekreasi.

Kami mengadakan perjalanan wisata ke Goa Gajah untuk menambah wawasan pengetahuan yang lebih banyak. Selama ini kami hanya mendapat pengetahuan dari sekolah, dan banyak dari siswa yang tidak mengerti tentang sesuatu. Bisa kita  ambil contoh,siswa yang hanya mendapatkan pelajaran sejarah tapi itu hanya dari guru namun mereka belum melihat sejarahnya langsung, dan dengan di adanya perjalanan wisata ke Goa Gajah yang khsususnya merupakan tempat sejarah akan lebih menambah pengetahuan kami.

B.    TUJUAN LAPORAN PERJALANAN

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai Goa Gajah beserta objek-objek yang ada di dalamnya.

C.    MANFAAT LAPORAN PERJALANAN

1.    Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2.    Mengenalkan siswa dengan desa Bedulu.
3.    Memberi pengalaman di tempat bersejarah.
4.    Untuk melihat keindahan karya Ida Sang Hyang Widhi.

5.    Untuk mengetahui tempat bersejarah di Bali di masa lampau.

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

      A. Waktu

Dilaksanakan pada:

Hari      : Senin

Tanggal: 25 Juli 2016

Jam       : 15.00 WITA

      B. Obyek

Goa Gajah

      C. Biaya

Biaya untuk melakukan perjalan wisata ini sebesar Rp. 15.000 / orang.

D. Perjalanan dan Hasil Kegiatan

Tepat pada pukul 14.00 WIB kami berkumpul di sekolah. Sebelum kami berangkat, kami berkumpul untuk berdiskusi tempat apa saja yang akan kami bahas mengenai laporan ini. Lalu setelah selesai berdiskusi kami berbondong-bondong menuju tempat tujuan. Kami pergi ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan motor. Obyek wisata ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, oleh karena itu perjalan sangat singkat menuju Goa Gajah.

Akhirnya tanpa terasa perjalan kami sampai di tempat tujuan yaitu Goa Lawah. Pada saat kami sampai di tempat tujuan kami langsung menaruh kendaraan kami di parkiran. Sesampai disana kami melihat banyak wisatawan asing waupun lokal berkunjung kesanai dan sedang mengantrei untuk membayar harga tiket masuk sebesar Rp.15.000 per orang. Tapi karena kami adalah warga lokal atau lebih tepatnya peduduk dekat sana, kami tidak diperkenankan membayar tiket masuk atau gratis. Setelah itu lalu kami masuk mengelilingi Goa Gajah.

Tempat wisata Goa Gajah adalah sebuah goa yang di dalamnya terdapat peninggalan sejarah Bali di masa lampau. Banyak artefak-artefak kuno yang bernilai sejarah yang dapat kita temukan di sini. Selain itu kami juga dapat menikmati indahnya suasana alam dengan persawahan dan sungai di sekitarnya.

           Goa Gajah terdiri dari 4 kompleks dengan relief Ganesha, Trilingga, Petirtaan (tempat mandi) dan Lembah Tukad Pangkung, dimana di dalamnya terdapat relief stupa bercabang tiga, relief payung bersusun 13 serta arca Sang Budha.

Disediakan juga Kamen (sarung khas Bali) yang bisa dipakai untuk kita yang bercelana pendek karena memang di tempat ini kita diharuskan berpakaian rapi dan sopan. Sedangkan untuk perempuan yang sedang datang bulan dilarang memasuki tempat ini.

            Ketika kami memasuki goa yang berbentuk huruf “T” ini, kami mencium bau yang khas. Di depan pintu masuk goa ini terdapat Arca Ganesha, sedangkan di pintu keluar goa ini terdapat pura Goa Gajah. Memasuki kawasan inti goa ini, Anda akan menuruni jalan setapak yang dipaving dan berundak sehingga kami dapat melihat hampir seluruh bagian goa. Memasuki pelataran goa kami akan mendapati petirtaan yang airnya dipercaya masyarakat sekitar sebagai air suci. Di depan petirtaan ini, kami dapat melihat kumpulan artefak kuno. Di pelataran goa ini terdapat bale yang digunakan saat ada upacara adat di sini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perjalanan ini memang sangat melelahkan, namun dibalik itu semua terdapat sebuah pengalaman yang tidak pernah akan kami lupakan selama hidup kami.Dari penulisan laporan ini,penulis dapat menyimpulkan bahwa obyek-obyek wisata di Indonesia beraneka ragam terutama di Bali.Sebagai warga Negara yang baik, sudah sepantasnya kita menjaganya agar tetap lestari dan wisatawan domestik maupun mancanegara betah di Indonesia.Sehingga bias meningkatkan devisa Negara.

B. Saran

Penyusun dengan segala keterbatasan yang ada, menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Continue Reading

Contoh Peribahasa Dan Artinya

Contoh Peribahasa Dan Artinya

Posted by Ariesi on July 26, 2016 in Tugas Sekolah,

A

Ada air ada ikan : Dimana kita tinggal, di situlah kita mendapat rezeki

Ada aku dipandang hadap , tiada aku dipandang belakang : Berhadapan mulutnya manis, tetapi dibelakang jahat perkataanya

Ada gula ada semut : Orang yang kaya biasanya banyak dikunjungi orang-orang yang ingit ikut mengecap kenikmatan dari kejayaanya

Ada rotan ada duri : Tiap-tiap sesuatu ada buruk atau kesuka abang sayang, tak ada uanrannya.

Ada uang abang sayang, tak ada uang abang dibuang : Mau enaknya sendiri, tidak menghirraukan kepentingan orang lain

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas : Budi baik dibalas, budi yang jahat dibalas dengan jahat.

Ada udang dibalik batu : Ada maksud tertentu

Ada hidup tolong menolong, adat mati jenguk menjenguk : Hendaklah kita tolong menolong dalam segala hal

Air beriak tanda tak dalam : Orang yang irang biasanya bodoh

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga : Biasanya sifat air menurut teladan orang tua

Air diminum rasa duri nasi dimakan rasa sekam : Orang yang sedang menderita kesusahan

Air jernih ikannya jinak : Negeri yang aman sentosa, penduduknya hidup makmur

Air mata jatuh ke perut : Berdua cita yang tidak kentara, dikeluhkan sendiri saja

Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut : Hendaklah kita menurut adat istiadat negeri yang kita tempati

Angan-angan mengikat tubuh : Pikiran yang banyak menyusahkan diri kita

Air pun ada pasang surutnya : Keadaan orang itu tidak tetap, ada kala senang ada kalanya susah

Air susu dibalas dengan air tuba : Kebaikan dibalas dengan kajahatan

Air tenang menghanyutkan : Orang pendiam biasanya banyak ilmu

Air yang dingin juga dapat memadamlan api : Orang yang sedang marah dapat dilunakkan dengan kata-kata lembut

Alu patah, lesung hilang : Ditimpa kemalangan terus menerus

Anak badak dihambat-hambat : Jangan dengan sengaja mencari bahaya

Anak baik, menantu molek : Selalu mendapat keuntungan

Anak panah yang sudah lepas dari busurnya tidak dapat dikembalikan lagi : Rahasia harus disimpan betul-betul, jika sudah terbuka takkan dapat ditutup

Angan-angan menerawang langit : Pikiran yang banyak menyusahkan diri kita

Angus tiada berapi, karam tiada berair : Sangat susah, karena ditimpa musibah terus menurus

Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang? : Tak ada faedahnya berbuat kebajikan kepada orang jahat

Anjing galak babi berani : Sama-sama beraninya

Anak itu jika dipukul sekalipun berulang juga ia ke tempat yang banyak tulang : Orang jahat akan selalu mengulang kejahatanya, walaupun kerap mendapat hukum

Anjing menyalak tiada menggigit : Mulut besar tapi penakut

Api padam patung berasap  : Menimbulkan perkara yang sudah basi

Arah bertukar jalan : Cita-cita sama, tapi cara mencapainya berbeda jalan

Asam di darat, ikan di laut, bertemu dalam belanga : Jika sudah, walaupunberbeda tempat tinggal akhirnya bertemu juga

Aur ditanam, betung tumbuh : Mendapat lebih daripada yang diharapkan

B

Bagai air di daun talas : Orang yang tidak tetap pendiriannya

Bagai air titik ke batu : Memberi nasehat kepada orang jahat terlalu susah masuknya

Bagai api dengan asap : Sangat erat persahabatannya

Bagai berpijak bara hangat : Orang yang gelisah karena tertimpa kemalangan

Bagai bumi dan langit : Dua hal yang sangat besar perbedaanya

Bagai diiris dengan sembilu : Sakit hati amat sangat

Bagai intan diikat dengan tembaga : Tidak sepadan

Bagai kucing dibawakan lidi : Seorang anak yang ketakutan, karena dimarahi orang tuanya

Bagai kucing lepas senja : Perihal anak muda sering keluar malam

Bagai rambut dibelah tujuh : Amat sulit sekali

Bagai si lumpuh pergi merantau : Sulit dilaksanakan dan tiada mendatangkan hasil

Bahasa menunjukkan bangsa : Baik buruk tutur kata seseorang dapat diketahui dari asal usulnyanya

Banyak habis sedikit sedang : Cukup tidaknya tergantung kepada hemat dan borosnya seseorang

Barang siapa menggali lubang, ia akan terperosok ke dalamnya : Siapa yang akan mencelakan orang lain, biasanya ia jugalah yang mendapatkan celaka lebih dahulu

Bau busuk tiada terbangkai : Cela-celaan yang tidak benar, karena tiada berbukti

Bayang-bayang sepanjang badan, selimut sepanjang tubuh : Pengeluaran harus  disesuaikan dengan pendapatan/penghasilan

Bekerja bahu membahu : Bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil yang terbaik

Belakang parang pun kalu diasah niscaya tajam : Orang yang tumpul otaknya kalau rajin-rajin belajar akan pandai

Belalang telah menjadi elang : Orang bodoh dan hina telah menjadi orang besar dan mulia

Belum beranak sudah ditimang : Menganggap sudah menguasai sesuatu tetapi syarat-syarat belum cukup

Belum bertaji hendak berkokok : Belum berilmu sudah hendak berkokok

Berat sama dipukul ringan sama dijinjing : Seia sekata, senasib sepenanggungan

Bergantung pada akar lapuk : Mengharapkan pertolongan kepada orang yang tidak dapat menolong

Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi : Belajar sungguh-sungguh, jangan tanggung-tanggung

Berjalan sampai ke batas, berlayar samapi ke pulau : Kita harus berusaha sekeras-kerasnya untuk mencapai suatu maksud

Berkata pelihara lidah, berjalan peliha kaki : Berhati-hati menggunakan kata-kata, jangan sampai salah

Berkemudi di haluan, bergilir ke buritan : Terbalik, ayah yang menurut perkataan anaknya atau suami yang menurut perkataan istrinya

Berpadang luas beralam lapang :Orang yang sabar

Bertegang urut leher : Tidak mau mengalah dalam pertengkaran

Berteguran dahulau lalu berkenalan, mendaki dahuli maka tahu lelah : Kesadaran akan timbul setelah banyak menderita

Besar kapal besar gelombang : Makin tinggi kedudukan makin banyak pula rintang yang akan menimpa

Besar pasak daripada tiang : Besar pendapat, besar pengeluarannya

Biar badan penat , asal hati senang : Kalau hati senang, segala susah payah tidak akan terasa

Biar lambat asal selamat, tidak lari gunung dikejar : Barang suatu pekerjaan yang dikerjakan haruslah hati-hati supaya selamat

Biar lebur binasa, selangkah berpantang surut : Berani tidak mau mundur

Biarpun setadan bagai kelapa, namun untung berlain-lain : Nasib manusia itu tidak sama

Biduk satu nahkoda dua : Kalau ada dua pemimpin dalam suatu pekerjaan, pastilah pekerjaan itu tidak beres

Buah jatuh ke pangkalnya : Tabiat orang turun ke anaknya

Buah manis berulat di dalamnya : Kata-katanya manis tapi hatinya jahat

Buang sampah tinggal intinya : Barang sesuatu kita pakai yang baik, yang buruk kita buang

Bukan salah bunda mengandung, salah oleh badan buruk pinta :Menyesal untung yang malang

Bulan naik, matahari naik : Mendapat keuntungan yang berlipat ganda

Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat : Sesuatu soal harus diperbincangkan, bersama –sama dahulu

Bunga layu, kumbang berlalu : Jika  tidak dapat lagi dipergunakan , ditinggalkannya

Buruk muka cermin dibelah : Kita yang besalah, orang lain yang disalahkan

Burung tergenggam terlepas : Barang yang telah ada menjadi hilang

C

Cabik-cabik bulu ayam : Orang yang berselisih dengan saudara atau keluarganya tiada lama berbalik lagi

Cacing hendak menjadi ular naga : Orang rendah berlagak meniru kelakuan orang tinggi atau orang miskin meniru kelakuan orang kaya

Cium telapak tangan, berbau apa tidak : Periksa diri sendiri , baru mencela orang lain

Cuaca di langit tanda akan panas, gabah di hulu tanda akan hujan : Barang sesuatu pasti ada tandanya

Cupak sepanjang betung, adat sepanjang jalan : Hendaklah kita mengerjakan sesuatu menurut adat atua kebiasaan yang berlaku

D

Dalam lautan dapat diduga, dalam hati siapa tahu : Kita tidak dapat mengetahui isi hati orang lain

Dalam pisang setandan, sebuah ada yang tidak baik : Dalam keluarga itu, seorang ada juga yang tidak baik

Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh : Anak orang baik-baik, biasanya tidak akan menjadi orang jahat

Datang tampak muka, pergi tampak punggung : Waktu datang baik, perginya pun harus baik

Datang tak dijemput, pulang tak diantar : Atas kemauannya sendiri

Datar bagai lantai papan, licin bagai dinding cermin : Sangat adil

Digenggam takut mati, dilepas takut terbang : Tidak dapat memilih, serba salah, karena sama-sama merugikan

Di hulunya keruh, di muaranya pun keruh : Jika permulaanya kusut akhirnya pun akan kusut

Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu : Mulut manis tapi hatinya jahat

Dimana bunga berkembang, di situ kumbang banyak : Dimana terdapat gadis cantik, di situlah banyak datangnya pemuda

Dimana lalang habis, di situ api padam : Mati itu tak dapat ditentukan, jika umur sudah sampai dimna saja kita mati

Dimana tanah berpijak, di situ langit dijunjung : Hendaklah kita menurut adat istiadat yang kita tempati

Dimandikan air segeluk : Diberi pertolongan yang tidak mencukupi

Disangka panas sampai petang, kiranya hujan tengah hari : Disangka tetap akan senang dan mulia tiba-tiba ditimpa bahaya sehingga jatuh miskin

E

Elok basa akan bekal hidup, elok budi akn bekal mati : Orang yang baik budi bahasanya akan disayangi orang semasa hidupnya, setelah mati akan dipuji orang juga

Emas disangka loyang : Krena miskin dan melarat, disangka orang jahat, padahal ia orang tinggi budi dan berperikemanusiaan

Enggan berdayung, hanyut serantau : Jangan malu bertanya jika tidak tahu

G

Gajah berkelahi dengan gajah, pelanduk mati di tengah :Juka terjadi pertengkeran pemimpin, rakyat jelata yang menjadi korban

Gajah dikalakan pelanduk : Yang kuat dikalahkan oleh yang lemah

Gajah mati karena gadingnya : Binasa karena kekayaan atau ketinggiannya

Gali lubang tutup lubang : Belum habis hutang yang lama dibayar, utang baru dibuatnya. Begitu seterusnya

Garam di laut asam di gunung, akhirnya bertemu di dalam belanga : Perjodohan tidak mengindahkan bangsa dan derajat

Genting menanti putus, biang menati tembuk : Walaupun persahabatan sangat akrab pasti ada perselisihan

Gunung yang tinggi akan runtuh, jika setiap hari digali : Betapapun hartanya banyak , jika dikeluarkan saja dengan tidak berusaha menambahnya tentu akan habis

Guru kencing berdir, murid kencing berlari : Guru hendaklah memberi contoh yang baik supaya muridnya baik pula

H

Habis manis sepah dibuang : Setelah tidak terpakai lagi dibuang begitu saja

Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga :Budi baik tak dapat dilupakan selamanya

Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan :Mengharapkan sesuatu yang lebih besar dan belum tentunya berhasl, yang telah ada ditinggalkan

Hari panas dapat berlindung , miskin kemana disurukkan : Jangan malu mengakui kekurangan atau ketiadaan kita supaya dapat pertolongan

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama : Orang yang baik budi dan tingkah lakunya, walau ia sudah mati namanya tetap disebut orang juga

Hati bagai pelepah, jantung bagai jatung pisang, telinga bagai telinga rawan : Dikatakan dari orang yang tidak mempunyai perasaan, tidak tahu membedakan buruk dan baik

Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai : Kalau ingin kaya hendaklah kita berhemat, kalau ingin pandai hendaklah rajin belajar

Hidup diakndung adat, mati dikandung tanah : Hendaklah kita menurut ada yang baik

Hidup bagai roda, sekali diatas, sekali di bawah : Nasib manusia tiada tetap, berubah-ubah. Yang kaya menjadi miskin, yang miskin menjadi kaya

Hidup mati segan mati tak mau : Orang yang telah lama menderita sakit, hidup tidak mati pun tidak

I

Ibarat ayam tidak mengais makanan : Orang yang sangat miskin, jika tidak berkerja tidak makan

Ikan bergantung, kucing tunggu : Kesal melihat barang yang diingini tidak mungkin didapat

Ikan terlihat jala tiba : Seseorang yang arif bijaksana dapat mengerti apa maksud perkataanseseorang yang dikeluarkan

Ikhtiar menjalani untung menyudahi  : Setiap orang harus berusaha sedapat-dapatnya berhasil dan tidaknya terserah Tuhan

Ikut mati, ikut rasa binasa, ikut mata buta : Jangan menurut hawa nafsu supaya selamat

Ilmu lebih daripada harta : Harta pasti habis, tapi ilmu kekal sampai tua

Ilmu yang tiada beramal, sama dengan pohon yang tiada berubah : Ilmu pengetahuan sebaiknya kita sebarkan, supaya banyak manfaatnya

Indah kabar dan rupa : Kabar biasanya ditambah-tambah sehingga jauh berbeda dengan sesungguhnya

Itik berenang di air mati kepanasan : Orang yang bersuami kaya atau berpangkat tinggi dan bergaji besar tapi selalu menderita

J

Jangan mengukur baju di badan sendiri : Jangan mengukur derajat orang dengan kita sendiri

Jangan menyiangi ladang oranglain, siangilah ladang sendiri : Jangan mencampuri urusan orang, uruslah diri sendiri dulu

Jangan patang arang : Jangan putus asa

Jatuh ditimpa tangga : Ditimpa kecelakaan berturut-turut

Jauh di mata dekat di hati : Walau berjauhan serasa berdekatan kalau senantiasa berkirim surat

Jauh panggang dari api  : Tidak asa sangkut pautnya, jauh dari yang  dimaksud

Jika tidak ada rotan, akar pun berguna : Jika tidak ada barang baik, yang jelek pun dapat dipakai

Jika tidak ada uang di pinggang, dara pun jadi orang lain : Jika miskin, saudara sendiri pun akan menjadi

Jinak-jinak merpati, hendak ditangkap ia pun terbang : Seorang gadis rupanya mau tetapi sesungguhnya tidak

Continue Reading