Thursday, 5 October 2017

                                                                 (Indonesia Tersenyum) 

                                                              
       Panas terik sinar matahari terasa samar di kulit ketika saya memutuskan berkeliling kampung teman saya di Desa Kulu, Tampaksiring. Karena kampung teman saya sangat sejuk dan sangat terasa seperti udara pegunungan. Saat berada di tengah jalan dekat pesawahan saya melihat dua orang petani sedang menanam padi di area sawah miliknya.
      Saya sangat bangga melihat hal tersebut, karena masih ada yang mau mempertahankan sawah mereka untuk di tanami padi dari pada menjual tanah sawah sawah tersebut untuk membangun bangunan rumah ataupun villa. Indonesia itu kaya akan hasil pertanian tidak salah jika Indonesia disebut sebagai Negara Agraris.karena pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah petani, terutama bagi warga desa. Hasil pertanian itu juga merupakan penyumbang besar pendapatan di negara ini. Dan saya sekali lagi bangga mengetahui hal tersebut.
       Ketika saya semakin dekat dengan sawah itu yang kebetulan sawahnya berada di pinggir jalan, saya mencoba menghampiri dan menyapa dengan tersenyum terlebih dahulu
kepada para petani tersebut. Setelah saya berkenalan, saya baru mengetahui bahwa Pak Warta dan istriya Bu Sarni tidak sekampung dengan teman saya. Beliau berdua berasal dari Tampaksiring tetapi memiliki sawah yang berada di Desa Kulu. Saya mencoba menawarkan diri untuk membantu mereka berdua menanam padi, dan mereka mengizinkan saya. Kebetulan mereka sudah menanam padi dari pagi sampai siang ini masih belum selesai menanamnya.
       Saya langsung melepas jaket dan melipat celana trening panjang saya, dan siap untuk turun membantu Pak Warta dan Bu Sarni. Sebelum saya mulai menanam padi, saya diberikan pengarahan oleh Bu Sarni. Jika menanam padi, kaki kita tidak boleh berpindah tempat dan harus memundurkannya perlahan ke belakang. Ini bertujuan agar struktur tanah tetap bagus dan tidak berubah saat ditanami padi, atau  bisa dibilang agar tanah yang akan ditanami padi tetap datar.
       Ditengah aktivitas kami menanam padi, ada sekumpulan wisatawan asing yang sedang bersepeda sambil menikmati pemandangan sawah Desa Kulu yang sangat asri. Mereka lalu berhenti ketika melihat saya, Pak Warta, dan Bu Sarni menanam padi di sawah. Salah satu wistawan yang masih muda yang saya ketahui bernama Marc yang berasal dari Pranciss tertarik untuk ikut menanam padi bersama kami. Marc terlihat sangat antusias dan baru tahu kalu menanam padi itu katanya sangat menyenangkan. Rekan-rekan Marc juga terlihat antusias samapai-sampai mengabdikan momen saaat kami menanam padi dengan kamera mereka. Saya dan Marc sempat berbincang sedikit, ia bilang bahwa ini pertama kalinya selama di Bali Marc turun merasakan menanam padi di sawah. Dan saya pun menyampaikannya kepada Bu Sarni yang kebetulan berada disamping saya tetawa mengetahuinya.
       Saya sangat bangga dengan sawah di Indonesia, selain sebagi penghasil makanan pokok rakyat Indonesia. Sawah juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata alam tanpa dipungut biaya dan tempat edukasi untuk mempelajari alam sampai tradisi lokal khas Indonesia terutama bagi wisatawan asing yang ingin berwisata ke Indonesia. Ini merupakan suatu hal yang mampu mengangkat nama Indonesia di dunia Internasional agar bisa di ketahui oleh seluruh belahan dunia ini. 
       Hari sudah menjelang sore saya pun mulai pamit untuk pulang dan kebetulan Mark dan bersama rekan-rekan bersepedanya sudah lebih awal untuk pamit pergi. Pak Warta dan Bu sarni pun mengucapkan terima kasih kepada saya karena sudah membatu menanam padi di sawah mereka. Saya menanggapinya dengan tersenyum, setidaknya dengan senyuman ini menandakan bahwa tersenyum sambil memberikan sedikit bantuan dapat yang telah dapat mengubah dunia Pak Warta dan Bu Sarni dalam bekerja di sawah menjadi lebih ringan. Mengambil suatu pekerjaan dengan awalan tersenyum akan terasa menyenangkan karena mengangkat beban dalam pekerjaan itu sampai hilang. 

"Tersenyumlah maka beban yang memberatkan itu akan hilang digantikan dengan rasa suka cita menjalankan suatu pekerjaan."

Ariesi's Journal . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates